Headlines

Kitab

Khasanah

Kejawen

Latest Updates

Pranoto Mongso

September 23, 2024



Pranoto Mongso, atau dikenal dengan; aturan waktu musim / ilmu pemahaman cuaca. Biasanya digunakan oleh para petani (bercocok tanam) dan nelayan (mencari ikan). Pranoto Mongso adalah pembagian musim dalam satu tahun yang disusun berdasarkan sifat-sifat dan siklus perubahan iklim di suatu wilayah dengan menggunakan metode ‘Ilmu Titen’.

Yang dimaksud dengan Ilmu Titen adalah ilmu yang diperoleh dari pengamatan fenomena alam dalam kurun waktu lama, sehingga hasilnya cukup akurat.

mulai berkembang dan sebagian mulai berbuah, jangkrik mulai muncul, kucing mulai kawin, cenggeret mulai bersuara. Penampakannya ibarat; Wedaring wacara mulya (binatang tanah dan pohon mulai bersuara).

KASEPULUH mulai 26 Maret, berusia 24 hari. Padi mulai menguning, mulai saatnya panen, banyak hewan hamil, burung-burung kecil mulai menetas telurnya. Penampakannya ibarat; Gedong minep jroning kalbu (masa hewan sedang hamil).

DESTA mulai 19 April, berusia 23 hari. Seluruhnya memanen padi. Penampakannya ibarat; Sotya (anak burung) sinara wedi (disuapi makanan).

SAYA mulai 12 Mei, berusia 41 hari. Petani mulai menjemur padi dan memasukkannya ke lumbung, di sawah hanya tersisa dami (jerami). Penampakannya ibarat; Tirta (keringat) sah saking sasana (badan) (air pergi dari sumbernya, masa ini musim dingin, jarang orang berkeringat, sebab sangat dingin).

Dari 12 urutan diatas, tentu bila dikaitkan dengan kondisi saat ini, tentu harus dicocokkan kembali secara ilmiah, baik kondisi alam, kemajuan teknologi dan sebagainya.

Ilmu Pranoto Mongso amat penting karena petani bisa menghindari musim penetasan hama dan lainnya. Begitu banyak manfaat yang bisa dipetik oleh masyarakat petani dengan memanfaatkan serta melestarikan budaya ilmu bercocok tanam dengan melakukan apa yang telah dilakukan leluhur tersebut secara turun temurun.

Kemajuan teknologi memang terjadi di berbagai bidang, termasuk di dunia pertanian. Sektor pertanian sangat menggiurkan bagi pebisnis. Sehingga kini banyak orang yang mengembangkan pertanian dengan pestisida atau bahan kimia lainnya untuk menggenjot produksi.

Apapun dilakukan tanpa mengindahkan kerusakan alam. Sungguh memprihatinkan dan kondisi ini terus berlangsung. Hutan-hutan semakin berkurang, mata air turut berkurang bahkan banyak yang kering, kualitas air juga makin buruk, alam pun semakin tidak bersahabat padahal itu karena ulah manusia itu sendiri yang telah menuai hukum alam semesta dan sebab akibat.

Karena itu, ilmu warisan leluhur itu menjadi terlupakan. Padahal sudah teruji ribuan tahun dan sangat dirasa manfaatnya, yang tidak bisa diabaikan dan dilupakan begitu saja.

Pranoto Mongso juga mulai ditinggalkan beberapa tahun belakangan ini, karena keadaan cuaca dan iklim yang sangat tak menentu dan sulit sekali diprediksi.

Sungguh amat disayangkan pada apa yang telah terjadi, dampak perubahan iklim memang sedang terjadi di seluruh bagian dunia ini akibat suhu bumi meningkat, yang menjadi ancaman utama terhadap keberlangsungan kehidupan dan ekosistem di dunia ini, bukan lagi hanya di Indonesia.

Semua ini terjadi tak lepas akibat ulah para manusia itu sendiri yang tidak bertanggung jawab akan lingkungannya, penebangan hutan besar-besaran yang merupakan paru-paru dunia, yang kemudian berdampak global terhadap perubahan iklim.

Dan mari mengubah paradigma bahwa lingkungan dan alam semesta ini adalah sebagai objek dari manusia. Karena jelas pada hakikatnya; manusia, lingkungan dan alam semesta ini merupakan satu kesatuan (yang tak bisa terpisahkan atau berdiri sendiri masing – masing).

Masita Riany (Budayawan, Pegiat Lingkungan & Meditator).

Negarakretagama (Kakawin Desyawarnana)

November 24, 2022


 


Naskah ini selesai ditulis pada bulan Aswina tahun Saka 1287 (September – Oktober 1365 Masehi), penulisnya menggunakan nama samaran Prapanca, berdasarkan hasil analisis kesejarahan yang telah dilakukan diketahui bahwa penulis naskah ini adalah Dang Acarya Nadendra, bekas pembesar urusan agama Buddha di istana Majapahit. Dia adalah putra dari seorang pejabat istana di Majapahit dengan pangkat jabatan Dharmadyaksa Kasogatan (pejabat negara urusan agama Buddha). Penulis naskah ini menyelesaikan naskah kakawin Negarakretagama di usia senja dalam pertapaan di lereng gunung di sebuah desa bernama Kamalasana. Hingga sekarang umumnya diketahui bahwa pujangga "Mpu Prapanca" adalah penulis Nagarakretagama.

Kitab Pararaton (Terjemahan)

November 23, 2022

 


Kitab Para Raja (Kisah Ken Angrok)


I

------------------------ 

Demikian inilah kisah Ken Angrok. Asal mulanja, ia didjadikan manusia: Adalah seorang anak janda di Jiput, bertingkah laku tak baik, memutus - mutus tali kekang kesusilaan, menjadi gangguan Hyang yang bersifat gaib; pergilah ia dari Jiput, mengungsi ke daerah Bulalak. Nama yang dipertuan di Bulalak itu: Mpu Tapawangkeng, ia sedang membuat pintu gerbang asramanya, dimintai seekor kambing merah jantan oleh roh pintu. Kata Tapawangkèng: "Tak akan berhasil berpusing kepala, akhirnya ini akan menjebabkan diriku jatuh kedalam dosa, kalau sampai terjadi aku membunuh manusia, tak akan ada yang dapat menyelesaikan permintaan korban kambing merah itu." Kemudian orang yang memutus mutus tali kekang kesusilaan tadi berkata, sanggup mejadi korban pintu Mpu Tapawangkeng, sungguh ia bersedia dijadikan korban, agar ini dapat menjadi lantaran untuk dapat kembali ke surga dewa Wisnu dan menjelma lagi didalam kelahiran mulia, ke alam tengah lagi, demikianlah permintaannya.

Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu Ajaran Kepemimpinan Gajah Mada I

November 22, 2022



Arti kata Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu : Asta Dasa artinya 18 (delapan belas). Berata artinya pengendalian diri yang merupakan kewajiban pokok seorang pemimpin. Pramiteng Prabu artinya Raja (Kepala Negara). Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu artinya 18 (delapan belas) kewajiban pokok pengendalian diri seorang pemimpin.

Babad Alas Nangka Dhoyong

November 22, 2022

 


Babad Crita Lesan : Dumadine Kutha ‘Wonosari’

Wiwitaning carita ing wewengkon Sumingkar (saikine wilayah Sambi Pitu, Gunungkidul). Sumingkar iki miturut gotheking crita iki minangka Kutha Praja   Kabupaten Gunungkidul wektu iku; rikala Sultan Hamengkubuwana I madeg ratu ing Kraton Ngayogyakarta. Sumingkar cedhak karo tembung ‘sumingkir’. Mirid saka kahanan lan sejarahe masyarakat sakiwatengen Sambi Pitu, wong-wong ing wewengkon iki minangka playon saka Majapahit, wong-wong kang ‘sumingkir’ ing alas Gunungkidul biyene. 

Ajaran Asmaragama dalam Serat Nitimani

November 22, 2022


 

Naskah ini memuat tentang erotik Jawa, bentuk muka wanita, mistik Islam yakni diskusi hidayat jati dan Muhammad Sirolah, juga pengetahuan Islam dan pertapaan lebih banyak mengenai ajaran tasawuf yang ditunjukkan pada ringkasan dialog Sang Murweng-gita dengan Juru Patanya.

Suluk Gita Prabawa

November 21, 2022


Suluk Gita Prabawa menceritakan seorang anak raja yang bernama Gita Prabawa dengan ditemani seorang abdi yang setia yang bernama Darma Gandhul yang tak kalah jeleknya. Setelah bertapa pangeran itu menjadi orang yang sangat pandai berdebat, pandai menulis dan pandai berhitung , tanpa guru.

Bagawad Gita

November 20, 2022


 

1. VISHADA YOGA
Wejangan ingkang kaping Sapisan : Penunggaling Kawula Gusti lumantar Sungkawa

Sampun ka aturaken, bilih Surat Bagawad Gita punika nggelaraken Ilmu kasunyatan utawi ilmu Hakikat, minangka sangu ingkang boten kenging katilar tumrap manungsa ingkang nedya ngrampungaken evolusinipun, wangsul dhateng kasidan jati, sarana Panunggaling Kawula Gusti.

Kosa kata Bahasa Sansekerta

October 10, 2021

 



A

Abhinaya : semangat

Abhipraya : mempunyai harapan

Abhirama  : menyenangkan

Abhista : dinginkan

Numerologi Jawa (Angka Jawa dan Maknanya)

September 15, 2020

 


Siji atau setunggal dalam bahasa krama inggil ini ternyata memiliki makna akan keesaan Tuhan, dimana kata tersebut berasal dari Esa + Eka + Ika + Tunggal. Sehingga didapat kata baru yang disebut setunggal.

Aji Lathi Lan Busana

September 09, 2020


 

Ana pitakonan saka sedulur Endhenk Sona Sunu, apa tegese AJINE DHIRI SAKA LATHI lan apa tegese AJINE RAGA SAKA BUSANA.

 
Copyright © Babad purna. Designed by OddThemes